Monday, June 13, 2011

[FF/S/NC-17/7] CHERISH YOUR HEARTACHE

previous chapter: 1|2|3|4|5|6



TITLE: CHERISH YOUR HEARTACHE
GENRE: ROMANCE
LANGUAGE: BAHASA INDONESIA
RATING: NC-17/Straight
CASTS:
- Oh Won Bin
- Han Ye Won
- Song Seung Hyun


Wonbin hanya bisa menghela napasnya kesal. Pria itu duduk di atas kasurnya dan benar-benar kesal melihat pemandangan yang baru saja dilihatnya. Dia melihat Yewon dengan seorang pria—yang pasti adalah Seunghyun—sedang berada di dapur berdua, memasak. Astaga! Apa-apaan itu? Ada apa dengan Yewon? Kenapa dia bisa tiba-tiba masuk dapur dan bahkan menyentuh pisau? Tsskkk… Apakah Seunghyun sebegitu berpengaruhnya baginya? Dan yang membuat dia lebih kesal adalah pria itu bisa dengan leluasa menyentuh Yewon. Benar-benar menyebalkan. Jika saja tadi Yewon meninggalkan mereka berdua, dia pasti akan langsung meninju pria itu, tetapi sayangnya Yewon hanya menoleh padanya, menyapanya dan memperkenalkannya dengan Seunghyun. Wonbin pun akhirnya tentu saja memutuskan untuk pergi dari tempat itu dari pada nantinya justru dia benar-benar melayangkan tinjunya atau bahkan menusuk pria itu. Tskkkk… Otaknya sepertinya benar-benar kacau. Dia tidak menduga bahwa Yewon benar-benar mempertemukannya dengan Seunghyun. Dan mau tak mau dia harus mengakui bahwa Seunghyun adalah pria yang tampan, pria itu memiliki senyuman yang bisa memikat hati semua gadis, tetapi bagi pria yang melihatnya maka akan menyebut itu senyum iblis. Dan itulah penilaian yang Wonbin berikan kepada Seunghyun.
“Awas saja jika dia berani menyentuh Yewon lebih dari itu!,”geram Wonbin.

Yewon meninggalkan Wonbin dan Seunghyun berdua setelah selesai acara makan siang. Gadis itu mengatakan bahwa dia harus mengerjakan sesuatu, yang wonbin tau pastilah bohong. Pasti Yewon dengan sengaja meninggalkannya dan Seunghyun, ingin membuatnya lebih mengenal Seunghyun. Ini seperti calon menantu bertemu mertua saja. Tskkk… Anak itu benar-benar harus kuberi pelajaran.
“Seunghyun-ssi, Yewon mengatakan bahwa kau baru saja menyelesaikan skripsimu. Memang kau mengambil jurusan apa?,”tanya Wonbin membuka percakapan walaupun dia sama sekali tidak menatap Seunghyun. Matanya tetap tertuju pada majalah yang sedang dibacanya.
“Aku mengambil jurusan teknik. Arsitektur,”jawab Seunghyun santai. Seunghyun tentu saja bisa merasakan aura dingin yang Wonbin berikan padanya, tapi dia tidak peduli. Dia merasa dia benar-benar harus mengenal atau lebih tepatnya mengambil hati Wonbin agar dia diijinkan untuk berhubungan lebih jauh dengan Yewon. Karena jujur saja, tidak bisa dipungkiri bahwa beberapa hari belakangan ini otaknya semakin kotor saat melihat Yewon. Melihat gadis itu berbaring di sofanya saja sudah membuat tubuhnya panas. Dan Seunghyun merasa, dia seharusnya dekat dengan keluarga Yewon terlebih dahulu baru bisa berbuat lebih pada gadis itu, sehingga jika terjadi ‘kecelakaan’ dia akan dengan mudah mempertanggung jawabkannya. Tapi dia rasa mengambil hati Wonbin tidaklah semudah yang ada dibayangannya. Wonbin saat ini bungkam dan memang hanya pertanyaan itulah yang diajukannya dan Seunghyun benar-benar berharap agar Yewon segera kembali. Dia benar-benar tidak suka dengan situasi yang seperti ini.

Seunghyun langsung menarik Yewon mendekat padanya dan menyandarkan kepalanya di perut gadis itu. Saat ini dia duduk dan Yewon berdiri di depannya, gadis itu membelai rambutnya dengan lembut.
“Bagaimana?,”tanya Yewon dan Seunghyun langsung mendongak menatap gadis itu.
“Kakakmu benar-benar dingin, Yewon-a,”jawab Seunghyun dan menarik Yewon agar duduk di pangkuannya.
“Haha… Aku kan sudah mengatakannya padamu sebelumnya. Kaunya saja yang tidak mau mendengarku,”ucap Yewon menertawakan kekasihnya itu.
“Tapi aku tidak pernah berpikir bahwa akan mendapat tanggapan sedingin itu. Apakah dia membenciku? Bagaimana kalau dia menyuruh kita berpisah?,”ucap Seunghyun dan Yewon langsung membalikkan tubuhnya dan kini duduk menghadap Seunghyun, membuat Seunghyun langsung menelan ludahnya menyadari betapa intimnya posisi mereka saat ini.
“Itu tidak mungkin. Wonbin oppa tidak mungkin seperti itu,”ucap Yewon menatap mata Seunghyun. Akhirnya dia berhasil membiasakan diri dengan tatapan Seunghyun. Seunghyun menatapnya dan menunjukkan ekspresi aegyo nya, membuat Yewon langsung mencubit pipinya.
“Sudahlah, tidak usah merajuk seperti itu. Ayo kita masuk! Kurasa akan hujan,”ucap Yewon lalu berdiri dan menarik tangan Seunghyun. Mereka pun akhirnya masuk dan sudah tidak melihat Wonbin lagi di dalam rumah.
“Apakah oppa di kamar?,”tanya Yewon lebih kepada dirinya sendiri. Dia kemudian duduk di sofa dan menyalakan tv. Seunghyun mengikutinya,tetapi pria itu justru merebahkan dirinya di pangkuan Yewon.
“Ya! Apa kau mau dibunuh oleh Wonbin oppa?,”ucap Yewon memperingati.
“Dia kan tidak ada disini, jadi seharusnya tidak apa-apa,”jawab Seunghyun acuh dan memainkan game di ponsel nya. Mereka tidak menyadari bahwa Wonbin melihatnya. Wonbin yang hendak mengambil minum langsung terpaku melihat pemandangan itu. Rasanya dia benar-benar ingin melempar Seunghyun keluar. Dan sayangnya, cuaca menjadi kendala. Jika dia mengusir Seunghyun sekarang, Yewon pasti akan melakukan pembelaan dengan mengatakan bahwa sedang hujan.
“Tsskkk… Kurasa aku harus benar-benar bersabar,”gumam Wonbin lalu berjalan masuk ke kamarnya. Yewon menolehkan kepalanya saat mendengar pintu menutup.
“Ya! Wonbin oppa melihatnya. Cepatlah bangun!,”ucap Yewon dan Seunghyun langsung duduk, ikut menoleh ke pintu yang ada di belakang mereka.
“Dia sudah masuk lagi,”ucap Seunghyun acuh dan kembali merebahkan tubuhnya di pangkuan Yewon. Yewon hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat sikap acuh dan santai kekasihnya itu. Dia tidak habis pikir bahwa Seunghyun benar-benar sesantai itu.

===================================

Yunmi menghampiri Jonghoon yang tengah berkutat dengan pekerjaan kantornya. Kacamata bertengger dengan manis di wajah tampannya dan ekspresi serius tergambar jelas di wajahnya. Yunmi duduk di hadapan Jonghoon dan mengagumi wajah kekasihnya itu. Benar-benar langka mendapati Jonghoon dengan ekspresi serius seperti itu.
“Ada apa, Yunmi-a?,”tanya Jonghoon mengangkat kepalanya, menatap Yunmi.
“Makan malam sudah siap,”jawab Yunmi. Dia dan Jonghoon memang tinggal serumah sejak Yunmi lulus dan masuk Universitas Gyeong-gi. Awalnya Yunmi ragu saat Jonghoon mengajaknya untuk tinggal bersama dengan alasan rumahnya cukup dekat dengan kampus. Yunmi pun akhirnya dengan susah payah merayu Yuri ahjumma yang memang merawatnya sejak kedua orang tuanya melakukan bisnis di London. Awalnya tentu saja Yuri ahjumma menentang, tetapi begitu dia menghubungi orang tua Yunmi dan mereka setuju, maka mau tidak mau diapun akhirnya merelakan anak majikannya itu pergi dengan pria lain. Walaupun Yuri cukup mengenal Jonghoon, tapi tetap saja dia merasa khawatir dan akhirnya memberi syarat pada Yunmi untuk pulang sekali setiap bulannya dan Yunmi menyanggupi syarat tersebut.
“Apa besok kau akan mengunjungi Yuri ahjumma?,”tanya Jonghoon seraya mencicipi masakan Yunmi yang sebenarnya tidak bisa dikatakan enak, tapi mau bagaimana lagi, dia tidak mungkin tidak memakannya.
“Kurasa tidak. Aku ada tugas. Hmmmphh…,”ucap Yunmi mulai menyuapkan makanannya dan dia langsung memuntahkannya.
“Tidak ada rasanya,”ucap Yunmi lalu minum.
“Oppa, kenapa tetap memakannya? Sudah, nanti aku buatkan ramyeon saja,”ucap Yunmi tetapi Jonghoon hanya tersenyum dan tetap memakan masakan buatan Yunmi.
“Tidak apa-apa. Makanan ini terasa enak saat aku tau bahwa kau yang membuatnya dengan sepenuh hati dan segenap kemampuanmu,”ucap Jonghoon dan membuat Yunmi bersemu.
“Setidaknya kau harus menambahkan garam pada makanan itu,”ucap Yunmi lalu beranjak dan mengambilkan garam.
“Aku pasti akan merasa bersalah jika kau sampai sakit karena memakan makanan buatanku,”ucap Yunmi. Jonghoon hanya tertawa.
“Tenang saja,”ucap pria itu santai.

“Oppa, aku mau menanyakan satu hal padamu,”ucap Yunmi menyandarkan punggungnya di sofa dan memindah-mindahkan channel tv.
“Apa?,”tanya Jonghoon yang masih berkutat dengan pekerjaannya.
“Apakah Wonbin oppa menyukai Yewon?,”tanya Yunmi langsung.
“Tentu saja. Yewon kan adiknya,”jawab Jonghoon.
“Maksudku bukan rasa suka yang seperti itu. Masa kau tidak mengerti?,”ucap Yunmi. Jonghoon duduk tegak dan menoleh pada Yunmi.
“Jadi maksudmu apa?,”tanya Jonghoon berpura-pura tidak mengerti.
“Maksudku… Apakah Wonbin oppa menyukai Yewon seperti halnya pria dan wanita?,”tanya Yunmi lagi. Jonghoon diam.
“Menurutmu?,”Jonghoon balas bertanya dan Yunmi langsung mengerti maksud dari jawaban itu.
“Pasti benar begitu adanya. Tskkk… Wonbin oppa kasihan sekali. Pasti dia berjuang sekuat tenaga untuk menepis rasa cintanya, apalagi sekarang dia tau bahwa Yewon sudah bersama Seunghyun,”ucap Yunmi.
“Siapa yang bilang begitu?,”ucap Jonghoon acuh dan Yunmi langsung menoleh membelalakkan matanya.
“Apa maksudmu, oppa?,”tanya Yunmi tetapi Jonghoon mengacuhkannya dan kembali sibuk dengan pekerjaannya.
“Ya! Jelaskan dulu!,”rengek Yunmi menarik-narik lengan Jonghoon.
“Wonbin berniat untuk mendapatkan Yewon. Tapi aku tidak tau dia akan menggunkan cara apa,”jawab Jonghoon.
“Benarkah? Lalu… Bagaimaan dengan Seunghyun?,”ucap Yunmi tidak percaya. Jonghoon hanya mengangkat bahunya sebagai jawaban.
“Tskkk… Apakah nanti Seunghyun yang akan tersakiti? Atau justru Wonbin oppa?,”gumam Yunmi merasa khawatir. Jonghoon menoleh dan mengusap kepala Yunmi.
“Tidak usah kau pikirkan. Semua itu ada di tangan Yewon, jadi kurasa sebaiknya kita berdoa saja semoga Yewon nantinya mengambil pilihan yang terbaik,”ucap Jonghoon bijak.

=================================

“Oppa, ada apa?,”Yewon langsung terkejut saat Wonbin tiba-tiba menariknya dan membuatnya merapat ke dinding.
“Aku akan mengatakan ini satu kali dan kau dengarkanlah!,”ucap Wonbin tegas dan Yewon mengangguk takut saat menatap wajah Wonbin yang serius.
“Aku menyukaimu,”ucap Wonbin dan Yewon langsung membelalakan matanya.
“Aku mencintaimu. Bukan karena kau adikku. Bukan karena hubungan yang selama ini mengikat kita. Aku mencintaimu layaknya seorang pria terhadap wanita dan aku ingin memilikimu,”ucap Wonbin menatap Yewon dengan tajam dan Yewon menelan ludahnya. Rasanya tenggorokannya langsung kering mendengar ucapan itu terlontar dari mulut Wonbin.
“Oppa…apa…,”ucap Yewon terbata. Wonbin memejamkan matanya dan wajahnya mengeras, mencoba menahan emosinya.
“Aku tidak suka melihatmu dengan Seunghyun. Aku tidak suka melihatnya menyentuhmu. Aku benar-benar tidak suka kau menyentuhnya. Aku tidak suka, Yewon-a. Jjadi aku mohon, jangan pernah bawa dia ke rumah ini lagi dan jangan pernah menunjukkan kemesraan kalian di hadapanku,”ucap Wonbin lalu pergi meninggalkan Yewon. Yewon merasakan kakinya melemas dan kemudian dia terduduk. Dia benar-benar tidak habis pikir dengan semua perkataan Wonbin. Apakah Wonbin hanya bersandiwara agar dia memutuskan hubungannya dengan Seunghyun? Ataukah… semua ucapan itu benar?
“Tidak. Tidak mungkin,”ucap Yewon berusaha menepis kemungkinan kedua. Bagaimana mungkin Wonbin menyukainya? Mencintainya? Sejak kapan? Apakah… selama ini pria itu memendam perasaannya?
“Tidak. Itu pasti tidak benar. Pasti tadi aku hanya sedang melamun,”ucap Yewon meyakinkan dirinya.

Wonbin mendinginkan kepalanya dengan berdiri di bawah pancuran air. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa akhirnya dia mengatakan hal itu. Dia merasa lega sekaligus menyesal setelah mengatakan semua itu. Tetapi Seunghyun benar-benar sudah membuat amarahnya memuncak. Dia melihat dengan jelas Seunghyun mencium Yewon saat pria itu hendak pulang. Dan Wonbin semakin kesal saat dia tau bahwa Yewon menikmati ciuman yang diberikan pria itu. Otaknya benar-benar tidak bekerja lancar dan akhirnya dia langsung menarik Yewon seperti tadi saat gadis itu masuk. Pasti dia sudah membuat Yewon takut. Ya, dia harus menjelaskannya lagi pada Yewon. Dia tidak mau Yewon takut padanya dan akhirnya memutuskan menjauhinya. Dia benar-benar tidak habis pikir jika hal itu menimpanya lagi. Sudah cukup lima tahun Yewon menjauhinya dan dia tidak ingin hal itu terulang untuk kedua kalinya.

Yewon terkesiap saat melihat Wonbin berdiri di ambang pintu kamarnya. Wajah pria itu sudah terlihat seperti biasa. Tidak ada pancaran kemarahan dalam tatapannya.
“Masuk saja,”ucap Yewon akhirnya dan Wonbin melangkah masuk. Wonbin memutuskan untuk duduk di kursi yang ada di meja belajar Yewon, sebisa mungkin menjaga jarak dengan gadis itu. Wonbin bisa melihat dengan jelas bahwa Yewon gugup dan gadis itu tidak mau menatapnya.
“Aku minta maaf,”ucap Wonbin.

===============TBC================


Please give reaction and leave comment!
Thank's!
Read Chapter 8

CREDIT: Yewonnie @Primadonnas' Island blog
Please leave comment.here is the tutorial:1. click Post a Comment above the post.2. choose the identity Name/URL3. type the name (ex: Yewonnie) n type the url (ex: twitter.com/Yewonnie)4. publish your commentit is easy, right?so, please leave ur comment!!^^

 
 

Followers

My Update